Selasa, 17 November 2009

Metode Pengembangan Sistem

SDLC (System Development Life Cycle) --> Siklus Hidup
Pengembangan Sistem
Proses yang direkayasa secara logik untuk mengembangkan sistem dari
tahap perencanaan sampai penerapan
4 (empat) tahap pertama ---> Tahap FRONT -END
Digerakkan oleh pemakai
Untuk menyelidiki konsep sistem baru dan menentukan dengan tepat apa
yang dibutuhkan para pemakai sebelum merancang sistem secara terinci
Dokumentasi Laporan yang dibuat ditujukan untuk para pemakai sistem
2 Tahap terakhir ---> Tahap BACK-END
Digerakkan oleh perancang dan teknokrat
Proses dari pengembangan sistem yang terutama :
Analisis sistem
Desain sistem
Implementasi system
Proses kebijakan
+ Perencanaan sistem dalam tahapan pengembangan sistem (proses ini
merupakan tahapan sebelum dilakukan pengembangan sistem _
initiation of system project)
Desain sistem dalam 2 tahapan :
1. Desain sistem secara umum/ konsep/ makro/ logika/khusus
2. Desain sistem secara rinci/fisik
Setelah sistem baru dikembangkan dan diimplementasikan _ Tahap
Pemeliharaan (10 -20 tahun atau lebih)
Jika sistem ini tidak lagi efisien dan efektif untuk tetap digunakan, maka tidak
dilanjutkan dan sistem baru dikembangkan

ISDM
Avison dan Fitzgerald (2003, hal. 20) mendefinisikan information systems development method (ISDM) sebagai:
“A collection of procedures, techniques, tools, and documentation aids which will help the system developers in their efforts to implement a new information system. A methodology will consist of phases, themselves consisting of subphases, which will guide the system developers in their choice of the techniques that might be appropriate at each stage of the project and also help them plan, manage, control, and evaluate information systems project”.
Secara garis besar Beynon-Davies dan Williams (2003) membagi ISDM ke dalam tiga kelompok utama, yaitu (1) metode terstruktur (structured methods); (2) metode Rapid Application Development (RAD); dan (3) metode berorientasi obyek (object-oriented methods). Metode terstruktur diperkenalkan pertama kali pada tahun 1980an dan menggunakan model linier dalam proses pengembangan. Input dan output setiap tahap diidentifikasi dengan jelas. Pemodelan data dan proses dilakukan dengan kerangka kerja yang terstruktur. Structured Systems Analysis and Design Method (SSADM) adalah salah satu contoh metode ini. Metode berorientasi-obyek merupakan metode yang relatif baru dan sekarang menjadi cukup populer di kalangan pengembang sistem informasi (e.g. Iivari dan Maansaari, 1998). Metode ini berfokus pada obyek yang konsisten mulai tahap analisis, perancangan, dan implementasi sistem informasi. Salah satu varian metode ini yang paling komtemporer adalah Unified Modelling Language (UML) yang diperkenalkan oleh (Rumbaugh, Jacobson, dan Booch, 1999).
Avison dan Fitzgerald (2003) menggunakan pendekatan lain dalam mengelompokkan ISDM. Mereka mendasarkan pada filosofi dasar yang digunakan oleh ISDM. Menurut mereka terdapat enam kelompok ISDM, yaitu:
1. Metodologi berorientasi proses (process-oriented methodologies) seperti Structured Analysis, Design, and Implementation of Information Systems (STRADIS) dan Yourdon Systems Method (YSM);
2. Metodologi berorientasi obyek (object-oriented methodologies) seperti Object Oriented Analysis (OOA) dan Rational Unified Process (RUP);
3. Metodologi pengembangan cepat (rapid development methodologies) seperti Extreme Programming (XP) dan Dynamic Systems Development Method (DSDM);
4. Metodologi berorientasi orang (people-oriented methodologies) seperti Effective Technical and Human Implementation of Computer-Based Systems (ETHICS);
5. Metodologi berorientasi organisasi (organizational-oriented methodologies) seperti Soft Systems Methodology (SSM) dan Information Systems Work and Analysis Changes (ISAC); dan
6. Metodologi campuran (blended methodologies) seperti Merise dan Information Engineering (IE).
Metode RAD menggunakan model iterasi proses pengembangan dan secara umum menspesifikasikan tahap berdasar beberapa bentuk prototype (Stapleton, 1997, dalam Beynon-Davies dan Williams, 2003) ). Metode RAD secara umum dapat disesuaikan dengan situasi yang ada karena tidak memberikan detil teknik yang digunakan. Dynamic Systems Development Method (DSDM) adalah contoh metode ini (Avison dan Fitzgerald, 2003).
Beberapa penelitian menemukan bahwa penggunaan ISDM dapat membantu pengembangan sistem informasi sehingga lebih efisien (e.g. Fitzgerald, 1998), sedang beberapa yang lain menemukan bahwa ISDM tidak banyak digunakan dan beberapa melaporkan penggunaan ISDM dapat membengkakkan biaya pengembangan sistem informasi (e.g. Guimaraes, 1985; Holt, 1997; Jenkins, 1984; Summer dan Sitek, 1986).

Senin, 09 November 2009

TATA KELOLA PERPUSTAKAAN

Buku merupakan jendela dunia dan pusaka kemanusiaan yang membawa manusia pada peradaban yang berlangsung hingga hari ini. Buku adalah jendela dunia yang mengandung hikmah masa lalu dan juga masa sekarang. Jiwa zaman disepanjang waktu terkandung di dalamnya. Buku adalah memori peradaban dunia. Thomas Carlyle mengatakan, “In book lies the soul of the whole past time”. Hanya dengan buku, manusia dapat menggenggam dunia, menjelajahi seluruh pemikiran dan imajinasi yang terhampar di alam raya.

Guru adalah teman yang paling baik. Ia dengan sabar membimbing dan melayani pemakainya baik yang memiliki kecepatan yang lamban atau pun yang memiliki kecepatan super. Buku dapat menghampiri manusia kapan saja dan dimana saja, tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Dengan buku, seorang manusia akan dapat menjadi lebih bijaksanaan

PEMBAHASAN

Menurut Ibrahim Bafadal, perpustakaan merupakan suatu unit kerja dari suatu badan atau lembaga tertentu yang mengelola bahan-bahan pustaka, baik berupa buku-buku maupun bukan berupa buku (non book material) yang diatur secara sistematis menurut aturan tertentu sehingga dapat digunakan sebagai sumber informasi oleh setiap pemakainya.

Perpustakaan merupakan alat yang sangat vital dalam setiap program pendidikan, pengajaran dan penelitian bagi setiap pendidikan dalam ilmu pengetahuan. Para pendidik mengatakan bahwa perpustakaan adalah inti setiap program pendidikan dan pengajaran yang berarti “the heart of the educational programs”.

Apabila ditinjau dari tujuan, fungsi, serta pemakaian perpustakaan, maka terdapat lima macam perpustakaan, yaitu (1) perpustakaan nasional, yang merupakan satu-satunya perpustakaan disuatu negara yang koleksinya berasal dari sebagian besar terbitan hasil karya tulis, cetak ataupun grafis lain yang terdapat di Negara yang bersangkutan. (2) perpustakaan umum, merupakan perpustakaan dengan koleksinya yang bersifat umum dan digunakan sebagai sarana penunjang pengembangan pendidikan masyarakat pada umumnya. (3) perpustakaan khusus, merupakan perpustakaan dengan koleksinya yang khusus. (4) perpustakaan perguruan tinggi, merupakan perpustakaan milik lembaga perguruan tinggi. (5) perpustakaan sekolah. merupakan perpustakaan milik sekolah. Dengan demikian, perpustakaan merupakan unit kerja suatu lembaga yang menyelenggarakannya.

Ciri-ciri perpustakaan dapat dirinci sebagai berikut:

1. Perpustakaan merupakan suatu unit kerja

Perpustakaan tidak berdiri sendiri. Adanya perpustakaan merupakan unit dari suatu lembaga tertentu.

2. Perpustakaan mengelola sejumlah bahan pustaka

Perpustakaan menyediakan sejumlah bahan pustaka yang tidak hanya berupa buku-buku, dan juga bukan berupa buku (non book material) seperti majalah, surat kabar, brosur, peta. Jumlah bahan pustaka sesuai dengan kebutuhan yang didasarkan pada jumlah pemakainya. Bahan-bahan pustaka tidak hanya disusun dan disimpan, akan tetapi dikelola dengan sebaik-baiknya menurut aturan tertentu.

3. Perpustakaan harus digunakan oleh pemakai

Pengaturan dan pengelolaan bahan-bahan pustaka tidak lain adalah agar dapat digunakan dengan baik oleh para pemakai. Di samping itu juga agar dengan adanya pengaturan tersebut dapat membangkitkan minat setiap pemakai untuk selalu mengunjungi perpustakaan.

4. Perpustakaan sebagai sumber informasi

Perpustakaan tidak hanya sebagai tempat tumpukan buku-buku yang tanpa ada gunanya. Perpustakaan harus dapat berfungsi sebagai sumber informasi bagi siapa pun yang membutuhkannya. Jadi tumpukan buku yang dikelola dengan baik baru dapat dikatakan sebagai perpustakaan apabila dapat memberikan informasi bagi yan memerlukannya.

Suatu perpustakaan bertujuan untuk mendukung, memperlancar serta mempertinggi kualitas pelaksanaan program kegiatan lembaga yang bersangkutan melalui berbagai layanan informasi, baik dari pengumpulan informasi, pengolahan, pemanfaatan, serta penyebarluasan informasi.

Servis pelayanan harus dikerjakan secara profeional, yaitu dengan mengedepankan nilai-nilai ketepatan, kecepatan, dan kepuasan masyarakat yang dilayani. Perpustakaan memiliki dua jenis layanan, yaitu layanan tertutup (close access) dan layanan terbuka (open access). Layanan tertutup dilakukan untuk keselamatan koleksi. Koleksi yang dilayani secara tertutup adalah koleksi jurnal dan buku referensi (buku langka atau buku mahal). Dalam layanan tertutup, pengunjung tidak diperbolehkan mengambil sendiri bahan pustaka, akan tetapi diambilkan oleh petugas. Lain halnya dengan layanan tertutup yang tidak memberi kebebasan kepada pengunjung untuk mengambil sendiri bahan pustaka yang diinginkan, maka layanan terbuka member kebebasan kepada pengunjung untuk meminjam koleksi apapun setelah melalui proses administrasi yang telah dibuat ileh perpustakaan. Sistem simpan pinjam bahan pustaka bertujuan untuk menghindari kemungkinan hilangnya bahan pustaka.

Perpustakaan perguruan tinggi pada umumnya diselenggarakan dengan system terbuka (open access). Dengan demikian setiap pengunjung dapat masuk dengan bebas ke dalam perpustakaan dan mendaftarkan nama sebelum mencari buku yang akan dibaca.

Perpustakaan memiliki kegiatan-kegiatan pokok yang dikerjakan yaitu

· pengadaan bahan koleksi, yaitu kegiatan mengadakan bahan koleksi untuk dijadikan bahan koleksi perpustakaan yang meliputi: (1) kegiatan pemilihan bahan koleksi, (2) kegiatan pengadaan bahan koleksi dan lain sebagainya.

· pengolahan bahan koleksi, yaitu kegiatan mempersiapkan bahan koleksi yang telah diperoleh, agar dengan mudah dapat diatur di tempat-tempat ppenyimpanan sehingga memudahkan pula untuk dilayankan kepada para pemakai.

· pelayanan sirkulasi, kegiatan melayankan koleksi perpustakaan kepada para pemakai.

· pelayanan referensi, kegiatan melayankan koleksi perpustakaan, terutama koleksi pustaka acuan atau koleksi yang tidak boleh dibawa pulang oleh para pemakai.

· pelayanan administrasi, kegiatan menunjang (perbantuan) kepada semua kegiatan yang dilakukan di dalam perpustakaan.

Perpustakaan memiliki catalog-catalog yang memuat daftar buku yang dimiliki perpustakaan, diantaranya:

· Author catalog; disusun menurut pengarang buku.

· Title catalog; disusun menurut judul buku.

· Subject catalog; disusun menurut subjek atau isi buku.

Klasifikasi yang dipakai oleh perpustakaan pada umumnya ialah DDC (Dewey Decimal Clasification) yang dikarang oleh Melvil Dewey sebagaimana dalam bukunya yang berjudul “Decimal Clasification”, semua ilmu pengetahuan manusia itu dapat dibagi dalam sepuluh golongan yang besar, masing-masing golongan tersebut dapat dibagi lagi menjadi sepuluh golongan yang lebih kecil. Dengan demikian, pembagian ini dilakukan dalam system persepuluhan. Sepuluh golongan besar yang pertama adalah:

100 Philosophy (filsafat)

200 Religion (agama)

300 Social Sciences (ilmu kemasyarakatan)

400 Language (bahasa)

500 Pure Science (ilmu pengetahuan alam dan pasti)

600 Technology (teknologi)

700 The Art (kesenian, arsitektur, dan olah raga)

800 Literature (kesusastraan)

900 History (sejarah, biografi)

000 General Works (karya-karya umum)

Daftar tersebut dapat membantu pemakai dalam mencari buku-buku di rak, dan juga dapat membantu pengunjung yang ingin mencari buku berdasarkan author catalog, title catalog, atau subject catalog.

Organisasi perpustakaan adalah sebagai berikut:

1. Organisasi Makro

Organisasi makro merupakan penegasan dan penggambaran kedudukan perpustakaan perguruan tinggi sebagai unit kerja dalam organisasi perguruan tinggi yang bersangkutan:

· Sesuai dengan peranannya, perpustakaan perguruan tinggi memiliki kedudukan unit pelaksana teknis (UPT) yaitu perangkat perlengkapan pusat yang penting sebagai penunjang kegiatan di lingkungan tersebut yang memiliki tugas pokok secara operasional dalam bidang pelayanan informasi.

· Sebagai perangkat kelengkapan pusat. Pimpinan perpustakaan perguruan tinggi dijabat oleh seorang yang mempunyai keahlian dalam bidang perpustakaan yang secara fungsional berada di bawah bertanggung jawab kepada rector.

· Pejabat yang memimpin perpustakaan PT mempunyai wewenang untuk mengajukan rencana, memimpin mengkoordinasikan dan mengintregrasikan tugas-tugas fungsional dalam bidang pelayanan informasi.

· Berdasarkan kedudukannya, maka pemimpin perpustakaaan PT hendaknya diikutsertakan dalam proses penentuan kebijaksanaan program kegiatan PT.

· Perpustakaan PT dapat mengadakan kerjasama secara fungsional dengan unit kelengkapan lainnya dalam bentuk hubungan kosultatif.

· Karena memiliki sifat yang urgen, perpustakaan PT perlu diatur dalam satu PT, yang menjelaskan tentang pengertian, tugas pokok dan susunan organisasinya.

2. Organisasi Mikro

Organisasi mikro dalam perpustakaan PT ialahpenegasan dan penggambaran tentang macam, kedudukan, sekop, system dan kewenangannya secara hierarkis dari subunit kerja yang ada di lingkungan unit kerja perpustakaan PT, yang tertuang dalam bentuk struktur organisasi.

· Macam-macam subunit kerja yang ada dalam lingkungan unit kerja perpustakaan hendaknya sesuai dengan macam kelompok kegiatan keja yang menjadi beban tugas perpustakaan PT.

· Setiap subunit kerja dalam lingkungan perpustakaan berkkedudukan sebagian yang lebih kecil dari unit kerja perpustakaan perguruan tinggi.

· Luas beban tugas dari subunit kerja meliputi beberapa aspek dari seluruh aspek pelayanan informasi.

· Pengembangan system organisasi perpustakaan PT hendaknya menggunakan system sentralisasi demi efisiensi dan efektifitas sarana.

· Sebagai subunit kerja, kemenangan secara herargis akan terbatas pada bidang kegiatan kerja masing-masing. Setiap kepala subunit bertanggung jawab langsung kepada pimpinan unit kerja perpustakaan PT.

· Sesuai dengan macam kelompok kegiatan kerjayang menjadi beban tugas perpustakaan PT, penyusunan struktur organisasi perpustakaan PT dilakukan dengan menggunakan pendekatan fungsional. Dengan demikian struktur organisasi minimal dari perpustakaan PT mempunyai empat komponen subunit yaitu:

a. Komponen subunit pelayanan teknis

b. Komponen subunit pelayanan pemakai

c. Komponen subunit pelayanan administrasi

d. Komponen pengelolaan

· Penyempurnaan struktur organisasi lengkap dari perpustakaan PT hendaknya bertolak dari struktur organisasi minimal yang dijabarkan sesuai dengan pembagian bidang kegiatan kerja pada masing-masing subunit.

· Nama jabatan dalam organisasi perpustakaan PT adalah sebagai berikut:

a. Pimpinan perpustakaan PT yang disebut “Kepala”.

b. Pimpinan pada bagian yang disebut “Kepala Bagian”

c. Pimpinan pada subbagian disebut “Kepala Subbagian"

DAFTAR PUSTAKA

Bafadal, Ibrahim. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara. 2008.

Basuki, Sulistyo. Pengatar Iltnu Perpustakaan. Jakarta: PT. Grainedia Pustaka Utaina. 1991.

S, Noerhayati. Pengelolaan Perpustakaan Jilid I. Bandung: Penerbit Alumni. 1987.

Darmono, Menjadi pintar: memanfaatkan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar. Malang: UM Press. 2002.

Sumardji, P. Perpustakaan Organisasi dan Tatakerjanya. Yogyakarta: Kanisius. 1988.

Darmono, Manajemen dan tata kerja perpustakaan sekolah. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. 2004.

Suherman. Perpustakaan Sebagai Jantung Sekolah. Bandung: MQS Publishing. 2009

Mudhoffir. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Pusat Sumber Belajar. Bandung: Remadja Karya. 1986.

Pengembangan Standard Operating Procedures (SOP) untuk Perpustakaan Perguruan Tinggi, diakses pada tanggal 5 November 2009 dari http://library.um.ac.id/index.php/Artikel-Pustakawan/pengembangan-standard-operating-procedures-sop-untuk-perpustakaan-perguruan-tinggi.html

Pengindeksan Tuntas Berbasis Kurikulum. diakses pada tanggal 5 November 2009 dari http://library.um.ac.id/index.php/Jurnal-Perpustakaan-Sekolah/

Sabtu, 17 Oktober 2009

Membuat data base dengan menggunakan Microsoft Office Access 2007:

1.Klik ikon Blank DataBase
2.Mengetik nama file di File Name. Exm: Data Siswa
3.Menentukan tempat data penyimpanan dengan mengklik ikon folder.
4.Klik ‘Create’
5.Klik Design View
6.Masukan nama field dan tipe datanya (Kepala table). Exm: NAMA, NILAI, ALAMAT.
7.Klik 2 kali pada tabel Data Siswa
8.Isikan data

Jumat, 05 Juni 2009

Tawakkal

Dalam melakukan suatu pekerjaan atau usaha diperlukan beberapa hal yang harus diperhatikan terlebih dahulu. Agar pekerjaan tersebut sesuai dengan yang diinginkan, maka hal-hal apa sajakah yang harus dilakukan terlebih dahulu sebelum mulai mengerjakan usaha ataupun pekerjaan tersebut?

Tidak jarang rekan-rekan yang baru memulai usaha, mereka tidak melakukan perencanaan usaha dengan matang. Mereka mencoba untuk mengalir begitu saja. Padahal, ketika kita ingin mengembangkan usaha, maka semua akan berpulang pada perencanaan yang telah dibuat. Apakah rencana tersebut sudah benar-banar matang atau hanya sekedarnya saja? Apabila perencanaan tersebut sudah matang maka akan dapat memudahkan pelaksanannya di lapangan dan dapat menuai hasil sesuai dengan yang diinginkan.

Terkait dengan rencana yang matang, kita sebagai manusia juga harus bertawakkal atas rencana dan usaha yang telah kita lakukan. Sebab kekuatan manusia sendiri tidak akan sanggup menghadapi berbagai macam kesulitan tanpa bersandar kepada kekuatan Allah SWT.

Allah berfirman: “Adakanlah musyawarah dengan mereka dalam beberapa urusan, dan bila engkau telah memiliki ketetapan hati, maka berserah dirilah kepada Allah.” (QS. Ali-Imaran:159)

Firman Allah SWT : “Berpalinglah dari mereka itu, dan berserah dirilah kepada Allah. Dan cukuplah Allah itu sebagai pelindung.” (QS. An-Nisa’: 81)

Menurut bahasa, “tawakkal” berarti berserah diri, mempercayakan diri atau mewakilkan. Sedangkan menurut syari'at yaitu mempercayakan diri kepada Allah SWT dalam melaksanakan suatu rancangan, bersandar kepada kekuatan-Nya dalam melaksanakan suatu pekerjaan, berserah diri di bawah perlindungan Allah ketika menghadapi berbagai kesulitan.

Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa tawakkal sangat berkaitan dengan suatu rencana yang tetap (keputusan) atau kemauan yang disertai dengan ikhtiar melaksanakan rencana tersebut. Maka adalah sesuatu kekeliruan jika tawakkal itu diartikan sebagai berdiam diri tanpa ikhtiar sama sekali, misalnya mengharapkan sembuh dari penyakit tanpa berobat atau mengharapkan hidup makmur tanpa bekerja.

Beberapa ayat dalam Al-Quran dan hadis menjelaskan pentingnya ikhtiar, usaha dan bekerja. Dalam berikhtiar itulah proses usaha dan redha menerima “buah” daripada pekerjaan itu, banyak ataupun sedikit. Suatu contoh digambarkan dalam suatu hadis:

“Telah datang kepada Rasulullah SAW seorang lelaki yang hendak meninggalkan unta yang dikendarainya terlepas begitu saja di pintu masjid, tanpa ditambatkan terlebih dulu. Dia bertanya: ‘Ya Rasulullah! Apakah unta itu saya tambatkan lebih dahulu kemudian saya tawakkal, atau saya lepaskan saja dan sesudah itu saya tawakkal? Rasulullah SAW menjawab: ‘Tambatkan lebih dahulu dan kemudian bertawakkallah engkau!” (Riwayat Tirmidzi)



Kamis, 19 Maret 2009

Moodle

Moodle adalah nama sebuah program aplikasi yang dapat merubah sebuah media pembelajaran ke bentuk web. Moodle adalah singkatan dari Modular Object Oriented Dynamic Learning Environment. Dengan aplikasi ini siswa bisa masuk kedalam "ruang kelas" digital untuk mengakses materi-materi pembelajaran. Dengan menggunakan Moodle, kita dapat membuat materi pembelajaran, kuis, jurnal elektronik dan lain-lain.

Moodle merupakan sebuah aplikasi Course Management System (CMS) yang dapat di-download dengan gratis. siapa pun dapat menggunakan dan memodifikasinya dengan lisensi secara GNU (General Public Licen se). Aplikasi Moodle dapat di-download di alamat http://www.moodle.org . Saat ini Moodle sudah digunakan oleh 150.000 institusi lebih dari 160 negara didunia.

Aplikasi Moodle pertama kali dikembangkan oleh Martin Dougiamas pada Agustus 2002 dengan Moodle Versi 1.0. Sekarang Moodle bisa dipakai oleh siapa saja secara Open Source. Sistim yang dibutuhkan agar aplikasi Moodle ini dapat berjalan dengan baik adalah sebagai berikut:

  • Apache Web Server

  • PHP

  • Database MySQL atau PostgreSQL

Kita dapat membangun sistim dengan konsep E-Learning (pembelajaran secara elektronik) ataupun Distance Learning (Pembelajaran Jarak Jauh) dengan menggunakan Moodle. Dengan begitu sistim belajar mengajar tidak akan terbatas oleh ruang dan waktu, sebab seorang dosen/guru/pengajar dapat memberikan materi kuliah, test ataupun kuis dengan jarak jauh dan dari mana saja. Selain itu, seorang dosen/guru/pengajar juga dapat membuat materi soal ujian secara online dengan sangat mudah. Sedangkan peserta ujian dapat mengikuti ujian di rumah, kantor, warnet bahkan di saat perjalanan dengan membawa laptop dan mendukung koneksi internet.

Beberapa aktivitas pembelajaran yang didukung oleh Moodle adalah sebagai berikut:

  • Assignment :Fasilitas ini digunakan untuk memberikan penugasan kepada peserta pembelajaran secara online. Peserta pembelajaran dapat mengakses materi tugas dan mengumpulkan hasil tugas mereka dengan mengirimkan file hasil pekerjaan mereka.
  • Chat :Fasilitas ini digunakan untuk melakukan proses chatting (percakapan online). Antara pengajar dan peserta pembelajaran dapat melakukan dialog teks secara online.
  • Forum : Sebuah forum diskusi secara online dapat diciptakan dalam membahas suatu materi pembelajaran. Antara pengajar dan peserta pembelajaran dapat membahas topik-topik belajar dalam suatu forum diskusi.
  • Kuis : Dengan fasilitas ini memungkinkan untuk dilakukan ujian ataupun test secara online.
  • Survey : Fasilitas ini digunakan untuk melakukan jajak pendapat.

Rabu, 18 Maret 2009

Buku Panduan Rekaman ( Recording Handbook )

Ditulis oleh : Shane Faber

Diterjemahkan oleh : Cokies


1. Dasar Suara (Sonic Fundamentals)


a. Keras vs. Lembut
Suara bergerak di udara. Telinga kita dibuat untuk sensitif pada getaran-getaran ini dan menterjemahkannya. Di dalam musik,istilah,”dinamik” menunjukkan apakah suatu suara itu “lembut” atau “keras”. Kemampuan dari sebuah media perekaman untuk membuat perbedaan antara lembut dan keras dinamakan “Area Dinamik (Dynamic Range)”. Piringan hitam dan kaset mempunyai sebuah batasan area dinamik sekitar 20 Db. Sedang CD dan Digital Audio Tape (DAT) mempunyai area dinamik yang penuh; itu berarti 100 Db. Faktor yang membatasi berapa banyak area yang bisa benar-benar anda dengarkan tergantung dari speaker,dan amplifier dan ruangan tempat anda mendengarkan. Teruskan membaca ….

b. Tinggi vs. Rendah
Kita telah mendengar istilah-istilah seperti “tajam(bright)”, ”tumpul(dull)”, “tipis(thin)” dan ”tebal/dalam(deep)” digunakan untuk menyatakan suatu musik. Ada dua hal yang kompleks mengenai hal ini. Yang pertama adalah bahwa kita mendengarkan hal yang sama secara berbeda.; “tajam(bright)” bagi seseorang adalah “tumpul(dull)” bagi yang lain. Yang kedua adalah ketepatan atau hasil, dari sumber suara kita, dengan kata lain speaker dan amplifier. Secara teknis, area frekwensi yang bisa didengar oleh pendengaran manusia adalah 20 Hertz(Hz) yang paling rendah dan 20 Kilohertz(Khz) yang paling tinggi. Kebanyakan area pendengaran manusia antara 40 Hz dan 16 Khz dan pada kenyataannya, spesifikasi area frekwensi radio FM adalah 50 Hz sampai 15 Khz.
Sebuah radio mobil, boom box atau home stereo mempunyai dua buah knop/tombol EQ. Knop “Low”(rendah) dan “High”(tinggi) biasanya dipusatkan pada 100 Hz dan 10 Khz dengan sebuah petunjuk “fixed Q”(Q tetap). Q menunjukkan daerah frekwensi yang dipengaruhi oleh “boost”(penguatan) atau “cut”(pelemahan) dan dinyatakan dalam oktaf. Hasilnya tidak terlalu mencolok, tetapi untuk pemakaian konsumen ini sederhana, menyenangkan dan biasanya sudah cukup. Tombol loudness adalah hanya sebuah penguatan frekwensi rendah untuk menggantikan tidak jelasnya frekwensi rendah pada level yang rendah untuk didengar.

c. Speaker dan Amplifier dan Ruangan
Ini adalah tahap terakhir sebelum kuping anda melakukan tugasnya. Setiap masalah disini mempengaruhi reproduksi suara, dan ditambah kemampuan anda menterjemahkan apa yang anda dengar. Amp, speaker dan ruangan dimana mereka berada, semuanya merupakan peralatan pendengaran. Ketika anda mencampur(mix) suara secara baik di studio tetapi terdengar buruk di tempat lain, maka anda tahu ada yang salah.
“Flat”(datar) adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan sebuah sistem yang memproduksi semua frekwensi, seimbang, lebih atau kurang. Beberapa orang mencoba ribuan kali untuk mendapatkan sebuah rungan yang “flat”(datar). Begitu pula saya, apa yang baik di atas kertas, tidak selalu baik untuk music! Selama saya tahu apa yang speaker dan ruangan kerjakan, saya dapat menyesuaikannya. Saya senang mencampur dengan sistem yang sederhana pada level SPL yang moderate. Ini dimaksudkan untuk mengurangi efek yang mungkin ditimbulkan oleh ruangan. Favorit saya saat ini adalah Genelec 1031 A, sepasang power monitor 2 arah yang kompak. Mereka tidak menipu saya. Alesis dan Event 20/20 saat ini sering dijadikan hadiah untuk undian power monitor 2 arah yang tidak terlalu mahal.
Level pendengaran adalah sebuah masalah individu, tetapi telinga merespon frekwensi secara berbeda pada volume yang berbeda. Level keras terus menerus berpengaruh menumpulkan respon terhadap frekwensi tinggi pada telinga, sementara pada level yang rendah, frekwensi rendah tidak muncul. Sama seperti hal lain dalam hidup, obat-obatan dan alkohol juga berpengaruh pada telinga, dan biasanya bukan pengaruh yang baik.

2. Memasukkan Suara Anda Pada Kaset ( Getting Your Sound On Tape )
Sampai saat ini, “Analog” merupakan satu-satunya jenis rekaman yang bisa dilakukan bagi kebanyakan musisi. Kemampuan yang luas dari alat rekam DAT, Alesis ADAT 8 trek, Tascam DA-88 8 trek dan perekam hard disk seperti Emu Darwin, Akai dan Vestax telah merubah situasi selamanya. Tetap, prosesnya sama meskipun ada perbedaan tehnikal dan spesifikasi format yang perlu dicatat.

a. Proses Perekaman Analog
Peralatan perekaman analog menggunakan sebuah tape/kaset plastik yang dilapisi dengan partikel-partikel magnet bergerak melintasi head(kepala) perekam magnet dengan kecepatan yang konstan untuk merekam dan memutar ulang. Selalu ada sebuah “erase head”(kepala penghapus), yang pertama pada jalur tape/kaset, untuk menghapus dan mengatur kembali partikel-partikel sebelum menyentuh “record head”(kepala rekam). Pada mesin “two-head”(dua-kepala) terdapat satu kepala untuk merekam(record) maupun memutar ulang(playback). Disain “three-head”(tiga-kepala) mempunyai satu head untuk merekam, ”sync-head”, dan yang lain untuk memutar ulang, “repro head”. Mesin-mesin profesional mempunyai tiga kepala.
Ada batasan banyaknya signal yang partikel tape/kaset dapat serap dan produksi ulang. Dua buah parameter yang berinteraksi untuk memaksimalkan kemampuan tape untuk secara benar merekam dan memutar ulang adalah “tape speed”(kecepatan tape) dan “bias”. Pada kecepatan yang lebih cepat, lebih banyak area tape untuk sinyal yang diberikan, dengan kata lain lebih banyak partikel untuk rekaman. Kebanyakan perekam multitrack analog profesional bekerja pada 30 ips (inches per second / inch per detik). “Bias” adalah sebuah proses yang terjadi secara kebetulan. Ditemukan bahwa ketika sebuah sinyal frekwensi tinggi, 100Khz atau lebih, jauh lebih tinggi dari yang manusia sanggup dengar, ketika direkam bersama sinyal normal, partikel magnet bekerja lebih baik untuk menghasilkan frekwensi-frekwensi yang lebih tinggi.
Ini adalah sebuah proses yang komplex dan banyak kemungkinan terjadi kesalahan! Mesin tape/kaset harus secara mekanik dan elektronik diatur pada spesifikasi yg sangat akurat. Pertama, untuk memastikan bahwa secara fisik mmungkinkan tape / kaset secara lembut berbalik(shuttle), mundur(rewind/rw) atau maju(fast forward/ff). Meskipun formula tape/kaset berkembang sangat pesat bertahun-tahun, problem mekanik dapat merusak tape dengan meregang atau mengusutkannya. Tidak ada yang dapat memperbaiki kesalahan ini! Rawat kaset anda dengan perhatian dan hormat. Problem lain termasuk kehilangan partikel kaset, dinamakan “shedding”(penghancuran), fluktuasi cepat yang memproduksi “wow and flutter” dan kaset yang tidak layak untuk kontak dengan head/kepala.
Lebih jauh lagi, elektronik harus merekam sinyal input dan memainkannya kembali dengan pasti. Inilah mengapa tone / frekwensi pada kaset master anda menjadi sangat penting. Itu dibutuhkan untuk mengatur secara benar elektronik pada mesin kaset sehingga ketika anda bekerja pada studio yang berbeda, kaset anda kedengarannya sama seperti yang anda ingat. Ketika semua parameter diatur secara benar, anda mendapat kesempatan untuk mendengarkan kembali apa yang telah anda rekam sebelumnya.

b. Proses Perekaman Digital
Proses perekaman digital secara mekanik jauh lebih sederhana, tetapi sangat banyak melibatkan elektronika. Signal masukan ( input ) dikopi 1000 kali /detik dan setiap potongan akustik masing-masing diberikan angka digitalnya sendiri, yang berisikan nomor 0 dan 1. Secara teori, “analog-to-digital converter”(ADC)/perubah analog ke digital menerima masukan(input) analog dan merubahnya menjadi sekelompok angka dan perubahannya, “digital-to-analog converter”(DAC)/perubah digital ke analog melakukan proses sebaliknya.
“Sampling rate” ( tingkat pengkopian ), atau berapa banyak suara dipotong dalam satu detik adalah faktor utama pada berapa baik sebuah suara dapat melalui proses digitalisasi. CD dikopi(sampled) pada 44,1 K atau 44.100 kali/detik, dan itu menjadi standard industri. Beberapa format menawarkan 48 K sampling. DAC dan ADC tidak menghasilkan sesuatu yang sama persis, dan perbedaan mesin-mesin ini tergantung pada konsistennya teori angka 0 dan 1.
Mesin kaset/tape digital menggunakan pemindahan mekanik dan kaset/tape plastik sebagai sebuah media penyimpanan informasi digital. Alesis ADAT dan Tascam DA-88 adalah contoh banyak-jalur(multi –tracks) digital yang tidak terlalu mahal. Cara lain yang dapat diterima adalah perekam hard disk(hard disc recorders). Beberapa diantaranya memakai komputer dengan software sebagai pengontrol yang canggih, seperti Digi-Design dan Soundscape, sementara yang lainnya memberikan kotak (boxes) tempat hard disk untuk menyimpan, seperti Emu Darwin, Vestax dan Akai.
Dengan perekam digital secara acak ini, ukuran hard disk membatasi jumlah lama waktu perekaman. Pencarian(locating) menjadi sangat cepat, begitu pula perubahan(editing). Ketika cara ini dipadukan dengan komputer sebagai penghubungnya(interface), anda mendapatkan sebuah pengolah kata(word processor) yang tangguh untuk musik. Siapapun yang menggunakan sabuah Mac atau Windows pada sebuah PC, tahu bagaimana cara menyeret dan mengklik(drag and click) dengan sebuah mouse dan itulah dasar bagaimana anda memanipulasi sebuah file suara(sound file).

Prosedur TEKNIS Recording

1.Merekam suara yang disebut Tracking atau ‘Take’. Dari sebuah arransemen musik, tentunya sekian banyak instrumen yang akan mengiringi lagu utama. Satu per satu setiap instrumen direkam dalam track record. Secara teknis adalah dari sumber suara akustik yang diubah menjadi gelombang electric. Sinyalnya diterima oleh recorder. Idealnya sumber suara (source) yang terekam semirip mungkin dengan aslinya. Jika menggunakan komputer, jadilah sinyal tersebut sebagai digital. Tetapi oleh recorder Analog (seperti DAT, realtape) sinyalnya tetap menjadi analog.

2.Hasil tracking yang telah terekam, dilakukan proses Mixing yang meliputi pengaturan volume, gain, balancing. Dalam teknologi rekam digital, Anda akan dimudahkan untuk melakukan editing. Pada bagian-bagian tertentu dapat kita copy, delete, mixed, dll.

3.Selanjutnya adalah proses Equalisasi, yakni proses menciptakan karakter sound dengan penguatan pada Low,Low-Mid,High-Mid-dan High frekuensi. Proses ini menuntut ketajaman telinga Anda hingga antar frekuensi tidak saling bertabrakan. Seberapa besarkah kemampuan Anda dalam membedakan frekuensi. Sound terekam harus memiliki kejernihan, terang, berkarakter dan tidak pecah. Pastikan bahwa input yang suara terekam memiliki ketebalan (pada step 1), sehingga memudahkan kita untuk melakukan equalisi. Contohnya sound cymbals adalah tipis, tetapi terang dan bening. Inilah seorang sound engineer diuji.
Teknik berikutnya adalah pemberian Sound Effect, seperti reverb (efek ruang), delay, Chorus, Compresi, Noise Gate, Limiter, dll. Effect memberikan karakter yang lebih kuat. Sentuhan terakhir ini akan menjadikan music Anda siap untuk didengarkan, seperti layaknya kita mendengar Compact Disc, Cassette, dll, atau bahkan lebih dramatis.

4.Mastering adalah proses terakhir. Di studio mastering profesional ditangani si ‘dokter audio’. Tugasnya menghilangkan hiss dan hum, menurunkan simbilance (ess) yang berlebihan, mengkompres frekuensi-frekuensi yang kasar, memoles dan meratakan, menetapkan standar volume. Barulah musik karya kita direkam ke dalam pita cassete atau CD melalui CD Burning.