Rabu, 18 Maret 2009

Prosedur TEKNIS Recording

1.Merekam suara yang disebut Tracking atau ‘Take’. Dari sebuah arransemen musik, tentunya sekian banyak instrumen yang akan mengiringi lagu utama. Satu per satu setiap instrumen direkam dalam track record. Secara teknis adalah dari sumber suara akustik yang diubah menjadi gelombang electric. Sinyalnya diterima oleh recorder. Idealnya sumber suara (source) yang terekam semirip mungkin dengan aslinya. Jika menggunakan komputer, jadilah sinyal tersebut sebagai digital. Tetapi oleh recorder Analog (seperti DAT, realtape) sinyalnya tetap menjadi analog.

2.Hasil tracking yang telah terekam, dilakukan proses Mixing yang meliputi pengaturan volume, gain, balancing. Dalam teknologi rekam digital, Anda akan dimudahkan untuk melakukan editing. Pada bagian-bagian tertentu dapat kita copy, delete, mixed, dll.

3.Selanjutnya adalah proses Equalisasi, yakni proses menciptakan karakter sound dengan penguatan pada Low,Low-Mid,High-Mid-dan High frekuensi. Proses ini menuntut ketajaman telinga Anda hingga antar frekuensi tidak saling bertabrakan. Seberapa besarkah kemampuan Anda dalam membedakan frekuensi. Sound terekam harus memiliki kejernihan, terang, berkarakter dan tidak pecah. Pastikan bahwa input yang suara terekam memiliki ketebalan (pada step 1), sehingga memudahkan kita untuk melakukan equalisi. Contohnya sound cymbals adalah tipis, tetapi terang dan bening. Inilah seorang sound engineer diuji.
Teknik berikutnya adalah pemberian Sound Effect, seperti reverb (efek ruang), delay, Chorus, Compresi, Noise Gate, Limiter, dll. Effect memberikan karakter yang lebih kuat. Sentuhan terakhir ini akan menjadikan music Anda siap untuk didengarkan, seperti layaknya kita mendengar Compact Disc, Cassette, dll, atau bahkan lebih dramatis.

4.Mastering adalah proses terakhir. Di studio mastering profesional ditangani si ‘dokter audio’. Tugasnya menghilangkan hiss dan hum, menurunkan simbilance (ess) yang berlebihan, mengkompres frekuensi-frekuensi yang kasar, memoles dan meratakan, menetapkan standar volume. Barulah musik karya kita direkam ke dalam pita cassete atau CD melalui CD Burning.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar